Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Koneksi Antar Materi 3.2

 


A.        Kesimpulan

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengelola sumber daya dengan pendekatan pembelajaran yang aktif, terus-menerus belajar dan mendorong orang lain untuk belajar. Pendekatan ini mengarah pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan pemberdayaan seluruh anggota organisasi, sehingga mampu meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan secara optimal.  Dengan mempertimbangkan 7 modal utama disekolah seperti Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Politik, Modal agama dan Budaya, Modal fisik, Modal Lingkungan/Alam dan Modal Finansial yang ada di sekolah.

Untuk mengimplementasikan pendekatan ini di dalam kelas, seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar melalui pendekatan yang inovatif dan interaktif, seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, atau pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, guru juga harus memberikan dukungan dan fasilitasi dalam mengelola sumber daya yang ada di kelas, seperti buku, peralatan, dan teknologi.

Sementara itu, untuk mengimplementasikan pendekatan ini di dalam sekolah, seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran perlu membangun budaya pembelajaran yang aktif dan terus-menerus, serta memberikan kesempatan dan dukungan kepada seluruh anggota sekolah untuk mengembangkan diri. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan profesional, pertukaran pengalaman, dan pelaksanaan program pembelajaran berkelanjutan.

Di masyarakat sekitar sekolah, seorang pemimpin pembelajaran dapat berperan sebagai agen perubahan dan memobilisasi potensi yang ada untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Contohnya, dapat dilakukan dengan membentuk komunitas belajar di lingkungan sekitar, mengadakan kegiatan sosial untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan berkolaborasi dengan lembaga masyarakat atau perusahaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Secara keseluruhan, pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pendekatan yang sangat relevan dan penting untuk diterapkan dalam konteks pendidikan. Dengan pendekatan ini, kinerja individu, kelompok, maupun organisasi dapat ditingkatkan secara signifikan dan optimal.

B.  Hubungan Materi

1. Hubungan antar Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 


Ki Hadjar Dewantara, juga dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dianggap sebagai bapak pendidikan nasional. Ia memiliki pemikiran filosofis yang sangat relevan dalam pengelolaan sumber daya dan kepemimpinan.

Salah satu konsep filosofis yang penting dari Ki Hadjar Dewantara adalah "Tut Wuri Handayani", yang secara harfiah berarti "mengajarkan sambil mengarahkan". Konsep ini mengacu pada metode pendidikan yang memfasilitasi pengalaman belajar yang berpusat pada siswa, dengan memandu dan membimbing mereka dalam mengembangkan potensi mereka secara pribadi. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam kepemimpinan pengelolaan sumber daya, di mana pemimpin harus mengambil peran sebagai fasilitator dan mentor dalam membantu karyawan dalam mengembangkan kemampuan dan potensi mereka. 

Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada karakter. Menurutnya, karakter yang baik adalah dasar penting untuk membangun masyarakat yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya perlu memperhatikan pembentukan karakter karyawan dalam memastikan keberhasilan organisasi mereka. Pemimpin harus memberikan nilai-nilai moral dan etika yang baik dalam pengelolaan sumber daya, serta mengembangkan kepercayaan, integritas, dan tanggung jawab di antara karyawan. 

Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya keadilan dalam pendidikan dan pengelolaan sumber daya. Ia percaya bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk belajar dan berkembang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus mengambil sikap yang adil dalam memperlakukan karyawan, memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan dan kemajuan karir mereka, dan memperhatikan kebutuhan dan aspirasi mereka. 

Secara keseluruhan, pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dapat memberikan panduan yang berharga bagi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dalam hal memfasilitasi pengalaman belajar dan pengembangan karakter yang baik, mempromosikan keadilan, dan membangun budaya organisasi yang sehat dan berkelanjutan. 

2. Hubungan Nilai Dan Peran Guru Penggerak Dengan Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya di sekolah

        


Nilai dan peran guru penggerak memiliki keterkaitan yang erat dengan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah. Guru penggerak adalah seorang guru yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggerakkan atau memotivasi siswa dan guru lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
 

Salah satu nilai yang diemban oleh guru penggerak adalah kepedulian terhadap pembelajaran siswa. Seorang guru penggerak memahami bahwa pembelajaran siswa adalah prioritas utama di sekolah dan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah harus memiliki nilai yang sama dengan guru penggerak dalam hal memprioritaskan pembelajaran siswa dan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa dalam mengembangkan potensi mereka. 

Peran guru penggerak dalam menggerakkan siswa dan guru lainnya juga penting dalam pengelolaan sumber daya di sekolah. Seorang guru penggerak dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumber daya untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan sekolah. Selain itu, pemimpin juga dapat mengambil peran guru penggerak dalam memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan mengembangkan potensi mereka. 

Selain nilai dan peran guru penggerak, ada beberapa nilai lain yang penting dalam pengelolaan sumber daya di sekolah, seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus mempromosikan nilai-nilai tersebut dan menjadi contoh yang baik bagi karyawan dalam menerapkannya. 

Secara keseluruhan, hubungan antara nilai dan peran guru penggerak dengan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah adalah penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan berkelanjutan. Pemimpin harus memperhatikan nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam memprioritaskan pembelajaran siswa dan memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah. 

3. Hubungan Visi Guru Penggerak dengan Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah


Visi guru penggerak dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah saling terkait erat, karena keduanya berperan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik dan berkelanjutan. Visi guru penggerak dapat menjadi panduan bagi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam visi tersebut.
 

Seorang guru penggerak biasanya memiliki visi yang jelas dan terarah dalam hal pengembangan pendidikan di sekolah. Visi ini biasanya mencakup tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan ramah anak. Seorang guru penggerak akan berusaha untuk menciptakan budaya yang positif dan memotivasi karyawan sekolah lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan tersebut. 

Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya juga harus memiliki visi yang jelas dan terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin dapat mengambil inspirasi dari visi guru penggerak dan menggunakannya sebagai panduan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan sumber daya sekolah. 

Dalam mencapai tujuan tersebut, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh sekolah digunakan secara efektif dan efisien. Pemimpin harus memprioritaskan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah anak. 

Secara keseluruhan, hubungan antara visi guru penggerak dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah sangat penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik dan berkelanjutan. Pemimpin harus mengambil inspirasi dari visi guru penggerak dan menggunakannya sebagai panduan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan sumber daya sekolah, dan memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh sekolah digunakan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah anak. 

4. Hubungan Budaya Positif dengan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah


Budaya positif dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Budaya positif di sekolah mencakup kebiasaan, nilai, dan sikap positif yang diterapkan di dalam lingkungan sekolah dan dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan serta prestasi akademik siswa.
 

Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah memiliki peran penting dalam membentuk dan mempromosikan budaya positif di sekolah. Pemimpin dapat memotivasi dan mempengaruhi karyawan sekolah lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan budaya yang positif di lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat nilai-nilai seperti kebersamaan, kerjasama, dan komitmen dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah anak. 

Selain itu, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah juga dapat membentuk kebiasaan dan praktek yang positif dalam hal pengelolaan sumber daya. Misalnya, dengan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien, memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, serta memastikan kesejahteraan karyawan sekolah untuk meningkatkan produktivitas dan motivasi dalam bekerja. 

Budaya positif di sekolah juga dapat mempengaruhi kinerja siswa dan prestasi akademik. Sebuah lingkungan sekolah yang positif dan inklusif dapat memotivasi siswa untuk belajar dan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah harus memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh sekolah digunakan secara efektif dan efisien untuk menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan mendukung prestasi siswa. 

Secara keseluruhan, hubungan antara budaya positif dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah sangat penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik dan berkelanjutan. Pemimpin harus mempromosikan budaya positif di lingkungan sekolah, membentuk kebiasaan dan praktek yang positif dalam pengelolaan sumber daya, dan memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh sekolah digunakan secara efektif dan efisien untuk menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan mendukung prestasi siswa. 

5. Hubungan materi Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan materi pemimpin sekolah dalam pengelolaan sumber daya sekolah


Materi pembelajaran berdiferensiasi dan materi pemimpin sekolah dalam pengelolaan sumber daya sekolah memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah metode pembelajaran yang menyesuaikan pendekatan dan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu siswa. Sedangkan, pemimpin sekolah dalam pengelolaan sumber daya sekolah adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur, mengelola, dan memaksimalkan penggunaan sumber daya di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
 

Materi pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu pemimpin sekolah dalam pengelolaan sumber daya sekolah untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan siswa secara efektif. Seorang pemimpin sekolah yang baik harus memahami bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. Dengan menerapkan metode pembelajaran berdiferensiasi, pemimpin sekolah dapat membantu siswa untuk mencapai potensi penuh mereka dengan memberikan pembelajaran yang tepat untuk setiap siswa. 

Pemimpin sekolah juga dapat memanfaatkan materi pembelajaran berdiferensiasi dalam pengelolaan sumber daya di sekolah. Misalnya, dengan mengelola sumber daya seperti guru dan fasilitas secara efektif, pemimpin sekolah dapat memastikan bahwa setiap siswa menerima pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan guru yang terampil dan berpengalaman untuk mengajar kelas yang berbeda, serta memastikan fasilitas dan sumber daya lainnya tersedia untuk mendukung pembelajaran yang berbeda. 

Selain itu, pemimpin sekolah juga dapat menggunakan materi pembelajaran berdiferensiasi untuk memperbaiki kurikulum di sekolah. Dengan memperhatikan kebutuhan dan gaya belajar siswa, pemimpin sekolah dapat menyesuaikan kurikulum untuk memastikan bahwa setiap siswa menerima pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. 

Secara keseluruhan, hubungan antara materi pembelajaran berdiferensiasi dan materi pemimpin sekolah dalam pengelolaan sumber daya sekolah sangat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung. Dengan menerapkan metode pembelajaran berdiferensiasi, pemimpin sekolah dapat membantu siswa untuk mencapai potensi penuh mereka dan memastikan bahwa setiap siswa menerima pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. 

6. Hubungan Pembelajaran Sosial Emosional Dengan pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya


Pembelajaran sosial emosional (PSE) dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah memiliki hubungan yang erat. PSE mengajarkan siswa keterampilan sosial dan emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kerjasama, yang membantu siswa menjadi lebih siap dalam menghadapi kehidupan di luar kelas. Sedangkan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sumber daya di sekolah digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
 

PSE dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah dengan beberapa cara. Pertama, pemimpin sekolah dapat memastikan bahwa staf pendidikan dan guru di sekolah memahami pentingnya PSE dan dapat mengintegrasikannya ke dalam kurikulum dan praktik kelas. Guru yang dilatih dengan baik dalam PSE dapat membantu siswa membangun keterampilan sosial dan emosional yang dapat membantu mereka berhasil di sekolah dan di kehidupan sehari-hari. 

Kedua, PSE dapat membantu pemimpin sekolah dalam pengelolaan sumber daya di sekolah dengan meningkatkan iklim sekolah yang positif dan mendorong keamanan, keterlibatan, dan kesejahteraan siswa. PSE dapat membantu siswa memahami dan mengatasi masalah sosial dan emosional mereka, meningkatkan keterlibatan siswa, dan mengurangi perilaku yang merugikan lingkungan belajar. Sebagai contoh, pemimpin sekolah dapat menyediakan program PSE yang dirancang untuk membantu siswa yang mengalami kecemasan atau masalah sosial yang lain.  

Ketiga, PSE juga dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah dengan membangun keterampilan kepemimpinan dan manajemen di kalangan siswa. Keterampilan ini dapat membantu siswa menjadi pemimpin yang efektif dan membantu memelihara iklim sekolah yang positif. 

Secara keseluruhan, PSE dan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. PSE dapat membantu pemimpin sekolah dalam mengoptimalkan sumber daya dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan aman bagi siswa. Dengan menerapkan PSE di seluruh sekolah, pemimpin sekolah dapat memastikan bahwa siswa memiliki keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk sukses di dalam dan di luar kelas. 

7. Hubungan Supervisi Akademik Dengan pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah


Supervisi akademik dan pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah memiliki hubungan yang sangat erat. Supervisi akademik merupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan oleh supervisor akademik atau kepala sekolah terhadap guru-guru di sekolah dalam hal penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum serta pembelajaran di kelas. Sementara itu, pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah bertanggung jawab dalam mengelola sumberdaya di sekolah, termasuk tenaga kerja, sarana dan prasarana, dan keuangan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
 

Adanya supervisi akademik yang baik dan efektif dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah dengan beberapa cara, antara lain: 

1. Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Melalui supervisi akademik, guru-guru di sekolah akan diberikan umpan balik mengenai kualitas pengajaran dan pembelajaran yang mereka berikan. Hal ini dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan efisien. 

2. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Supervisi akademik dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah untuk memastikan bahwa guru memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 

3. Meningkatkan kinerja guru. Supervisi akademik yang baik dapat membantu guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah untuk memastikan bahwa guru-guru di sekolah dapat memberikan pengajaran yang berkualitas untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. 

4. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya. Supervisi akademik dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah untuk memastikan bahwa sumberdaya yang tersedia di sekolah digunakan secara efektif dan efisien dalam mendukung kegiatan pengajaran dan pembelajaran. Dengan demikian, sekolah dapat mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. 

Secara keseluruhan, supervisi akademik dan pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah memiliki hubungan yang erat. Supervisi akademik dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dengan meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan kinerja guru, dan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang tersedia di sekolah. 

8. Hubungan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebijakan Sebagai Pemimpin dengan Pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah


Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan sebagai pemimpin memiliki hubungan yang sangat erat dengan pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah. Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai kebijakan akan membuat keputusan berdasarkan pada nilai-nilai yang menjadi landasan kebijakan dan tujuan pendidikan yang diharapkan. Sementara itu, pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah bertanggung jawab dalam mengelola sumberdaya di sekolah, termasuk tenaga kerja, sarana dan prasarana, dan keuangan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
 

Dalam hal ini, pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan sebagai pemimpin dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah dengan beberapa cara, antara lain: 

1. Meningkatkan kejelasan tujuan dan arah sekolah. Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan sebagai pemimpin dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah untuk memastikan bahwa sumberdaya di sekolah digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang jelas dan terarah. 

2. Memastikan bahwa keputusan yang diambil berlandaskan pada nilai-nilai kebijakan. Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai kebijakan akan memastikan bahwa keputusan yang diambil selaras dengan nilai-nilai yang menjadi landasan kebijakan dan tujuan pendidikan yang diharapkan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil mendukung pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. 

3. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Dengan membuat keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan, pemimpin dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dan transparan. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah untuk memastikan bahwa sumberdaya yang tersedia digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. 

4. Memastikan konsistensi dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai kebijakan akan membuat keputusan yang konsisten dengan tujuan dan arah sekolah yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil dalam pengelolaan sumberdaya selaras dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. 

Secara keseluruhan, pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan sebagai pemimpin memiliki hubungan yang erat dengan pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah. Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebijakan dapat membantu pemimpin dalam pengelolaan sumberdaya di sekolah untuk memastikan bahwa sumberdaya yang tersedia digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.


C.   Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Materi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya memiliki hubungan yang erat dengan beberapa modul lain yang diajarkan selama Pendidikan Guru Penggerak. Berikut ini adalah beberapa contoh: 

1. Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam mengelola sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang ditekankan dalam modul tersebut. Contohnya dalam pembelajaran kita bisa menyesuaikan dengan kondisi anak, ketika dalam pembelajaran di siang hari diusahakan saya tidak melakukan pembelajaran di dalam kelas, saya selalu melakukan pembelajaran di lapangan atau di ruang terbuka sehingga anak bisa lebih fresh dan semangat dalam pembelajaran

2. Nilai dan Peran Guru Penggerak: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya harus memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam mengelola sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan modul Nilai dan Peran Guru Penggerak yang menekankan pentingnya peran guru sebagai agen perubahan dalam konteks pendidikan. 





3. Visi Guru Penggerak: Seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu memiliki visi yang jelas dan terarah dalam mengelola sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan modul Visi Guru Penggerak yang bertujuan untuk membantu guru mengembangkan visi yang kuat dalam konteks pendidikan. 


4. Budaya Positif: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu menciptakan budaya positif di lingkungan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan modul Budaya Positif yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif bagi siswa. 



5. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid: Seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu memahami kebutuhan belajar siswa dan mampu mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Hal ini sesuai dengan tujuan modul Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid yang menekankan pentingnya mengembangkan pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan belajar siswa. 

6. Pembelajaran Sosial Emosional: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu memahami pentingnya pembelajaran sosial emosional dan mampu mengintegrasikannya dalam lingkungan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tujuan modul Pembelajaran Sosial Emosional yang menekankan pentingnya pengembangan keterampilan sosial emosional pada siswa. 

7. Coaching Supervisi Akademik: Seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu memiliki keterampilan coaching dan supervisi akademik untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. Hal ini sesuai dengan tujuan modul Coaching Supervisi Akademik yang menekankan pentingnya pengembangan keterampilan coaching dan supervisi akademik bagi guru. 

8. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya perlu memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan yang tepat dan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Hal ini sesuai dengan tujuan modul Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan yang menekankan pentingnya membuat keputusan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip kebajikan seperti keadilan, kejujuran, dan integritas. 

Dengan mengintegrasikan konsep-konsep dan keterampilan yang diperoleh dari modul-modul tersebut, seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dapat mengembangkan strategi dan tindakan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia di lingkungan pembelajaran. Contohnya, ia dapat menciptakan budaya positif yang responsif terhadap kebutuhan belajar siswa dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip Ki Hadjar Dewantara dan memanfaatkan keterampilan coaching dan supervisi akademik. Ia juga dapat memperkuat visi dan misi pendidikan dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan yang strategis. 

Di kelas, seorang guru dapat menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dengan menerapkan strategi-strategi tersebut dalam mengelola sumber daya manusia di kelas, seperti memberikan perhatian pada kebutuhan belajar siswa dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif. Di sekolah, seorang kepala sekolah atau koordinator pembelajaran dapat menjadi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dengan mengembangkan strategi dan tindakan yang dapat memperkuat visi dan misi sekolah serta membantu guru untuk mengembangkan keterampilan coaching dan supervisi akademik. Di masyarakat sekitar sekolah, seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan perkembangan anak serta memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat.

Selain itu, seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya juga harus memiliki kemampuan untuk memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, modul Pembelajaran Sosial-Emosional dapat membantu Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya untuk memahami pentingnya memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, ia dapat mengembangkan strategi dan tindakan yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional serta meningkatkan motivasi dan kesejahteraan siswa dalam pembelajaran. 

Dalam keseluruhan modul Pendidikan Guru Penggerak, konsep-konsep dan keterampilan yang diperoleh dapat membantu seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia di lingkungan pembelajaran. Dengan demikian, ia dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat sekitar.

D.  Hubungan antara sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul

Setelah mengikuti pembelajaran ini mulai dari modul 1.1 sampai 3.2 saya mulai memahami bagaimana seharusnya menjadi pemimpin, terutama pada modul 3.2 mengenai  Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya semakin menyadari mengenai banyaknya asset modal dan sumberdaya yang sekolah saya miliki yang belum termanfaatkan secara optimal terutama modal lingkugan/ alam dan modal fisik, dengan luas lahan yang lumayan luas masih banyak lahan tidur yang belum termanfaatkan, padahal jika dioptimalkan ini bisa menambah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.  Sebelum mempelajari modul ini saya tidak terlalu memperhatikan hal yang ada di sekitar saya secara detail namun sekarang mata saya mulai terbuka lebar lagi

 

2 komentar untuk " Koneksi Antar Materi 3.2"

  1. Keren, sangat inspiratif sekali materinya. Terimakasih Pak Suhara, banyak ilmu-ilmu baru yang saya terima. Semoga saya bisa ikut mengimplementasikan di lingkungan sekolah tempat saya bekerja. Semagt dan suksea selalu Pak Suhara 😊

    BalasHapus
  2. Luar biasa sudah memberikan pencerahan dan testimoni dengan praktik baiknya.

    BalasHapus